Sabtu, 26 Juni 2010

"Titik terang dalam gelap sudah kudapat!"

Lanjutan dari yang ini nih ..."Titik terang dalam gelap"

Alhamdulillah....

Akhirnya sang cahaya berhasil aku dapat perhatiannya, dia sudah menoleh... dia sudah memberikanku isyarat dan dia telah menerimaku.

Tinggal cahaya-cahaya kecil yang berada didekatnya merasa tidak suka atas kehadiranku... eeeehhmm... halangan apalagi yang menghadang ku saat ini?? padahal cahaya-cahaya kecil itu sudah kalah menurutku, tapi kenapa mereka masih tetap berusaha menghadangku?? apa yang salah atas keberadaanku?? padahal cahayaku hanya berkerlip sesekali saja... tidak seperti mereka yang sering berkerlip, dan cahayaku tidak terlalu dekat dengan sang cahaya.

oooh ... aku tau sekarang... mereka merasa cemburu kepadaku atas keberadaanku...hahahaha...

eehhmm... atau mungkin mereka merasa terancam!?

Wahai cahaya-cahaya kecil bersahabatlah denganku,nanti kita akan bermain... bersenda gurau... melompat.. yaaaah.. apapun .. asal kita bersahabat. sebab kita akan lebih terang seterang sang cahaya..

Aku memohon sekali lagi kepada sang cahaya supaya cahaya-cahaya kecil disekitarnya tidak memusuhiku...



Wallahu alam bissawab ...

Ciri-Ciri Fasik dan Munafik


Pertanyaan :
Assalamu’alaikum wr.wb
Apa ciri-ciri orang fasik? Kalau dibandingkan antara fasik dan munafik parah yang mana?

Jawaban :
Wa’alaikumsalam wr.wb.

Fasik (al-fisq) berasal dari akar kata fasaqa-yafsiqu/yafsuqu-fisqan-fusûqan. Secara etimologis (bahasa), dalam ungkapan orang Arab, fasik (al-fisq) maknanya adalah keluar dari sesuatu (al-khurûj ‘an asy-syay’i) (al-Qurtubhi, Tafsîr al-Qurthubi, 1/246.), atau keluar (baca: menyimpang) dari perintah (al-khurûj ‘an al-amr). Dikatakan, misalnya, “Fasaqat ar-ruthbah (Kurma keluar),”— jika ia keluar dari kulitnya.” Dikatakan pula, misalnya, “Fasaqa Fulan mâlahu (Si Fulan mengeluarkan hartanya),”—jika ia menghabiskan atau membelanjakannya (ibnu Manzhur, Lisân al-‘Arab, 10/38).
Walhasil, secara etimologis (bahasa), fasik (al-fisq) maknanya adalah keluar (al-khurûj).
Sementara itu, secara terminologis (istilah), menurut al-Jurjani, orang fasik adalah orang yang  menyaksikan tetapi tidak meyakini dan melaksanakan (al-Jurjani, At-Ta’rîfât. I/211). Sedangkan al-Manzhur lebih lanjut menjelaskan bahwa fasik (al-fisq) bermakna maksiat, meninggalkan perintah Allah, dan menyimpang dari jalan yang benar. Fasik juga berarti menyimpang dari agama dan cenderung pada kemaksiatan; sebagaimana iblis melanggar (fasaqa) perintah Allah, yakni menyimpang dari ketaatan kepada-Nya. Allah Swt. berfirman:

فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

Mereka kemudian berbuat fasik terhadap perintah Tuhannya. (QS al-Kahfi [18]: 50).

Dalam ayat di atas, frasa berbuat fasik terhadap perintah Tuhannya artinya keluar dari ketaatan kepada-Nya. Fasik juga berarti keluar dari kebenaran (al-khurûj ‘an al-haqq). Karena itu, fasik kadang-kadang berarti syirik dan kadang-kadang berarti berbuat dosa. Seseorang dikatakan fasik (fâsiq/fasîq) jika ia sering melanggar aturan/perintah. Fasik juga berarti keluar dari sikap istiqamah dan bermaksiat kepada Tuhan. Karena itu, seseorang yang gemar berbuat bermaksiat (al-‘âshî) disebut orang fasik (ibnu Manzhur, Lisân al-‘Arab, 10/38).
Sedang munafik adalah sebutan untuk orang yang melakukan perbuatan Nifâq. Nifâq  diambil dari nâfiqâ’ bukan nafaq.  Nâfiqâ’ adalah salah satu ruang yarbû’ (Jerboa-Ing) yaitu binatang sejenis tupai yang sebagian ruangannya ditutupi dan sebagian ruang yang lain dibuka (Ibn Manzhur, Lisân al-‘Arab, X/358).  Dengan demikian, secara etimologis, nifâq dapat diartikan sebagai membuka satu sisi dan menutup sisi yang lainnya.  Konotasi inilah yang populer di kalangan orang Arab sampai datangnya Islam.

Al-Quran kemudian memberikan konotasi lain pada kata tersebut, yaitu menampakkan wajah yang berbeda anatara di dalam dan di luar Islam, atau di hadapan kaum Muslim menampakkan sikap yang sependirian dengan mereka, tetapi di hadapan kaum lain menampakkan sikap yang sependirian dengan kaum tersebut. Inilah sikap nifâq.  Karakter demikian menjadi karakter dasar orang munafik (munâfiq).  Allah Swt. menunjukkan sikap dasar munafik tersebut dalam firman-Nya:

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
Jika mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, “Kami telah beriman.” Sebaliknya, jika mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan, “Sesungguhnya kami sependirian  dengan kalian. Kami hanyalah berolok-olok.” (QS al-Baqarah [2]: 14).

Ibn Manzhur menyatakan bahwa sebutan munafik dengan pengertian tersebut merupakan pengertian khusus yang belum dikenal oleh orang Arab sebelumnya, yaitu orang yang pada lahiriahnya menampakkan keimanan padahal dalam batinnya menyembunyikan kekufuran (Ibid, X/359). Dengan demikian, nifâq adalah sikap menampakkan sesuatu secara lahiriah yang berbeda dengan apa yang ada di dalam batin (hati) (An-Nawawi, Syarh Shahîh  Muslim, II/47). Al- Jurjani menilai orang munafik adalah orang yang bersaksi atau menyatakan diri sebagai orang beriman dan melaksanakan perintah dan larangan Allah, tetapi ia tidak meyakininya (Al-Jurjani, at-Ta‘rifât, I/60).

Dari penjelasan di atas kita dapat memahami bahwa fasik dan munafik keduanya merupakan kemaksyiatan kepada Allah. Kemaksyiatan dapat berupa kemaksyiatan yang besar yaitu kekafiran (keluar dari aqidah Islam) atau berupa perbuatan dosa saja (tidak keluar dari aqidah). Munafik dan kafir keduanya adalah orang-orang fasik. Mereka semuanya adalah orang-orang yang keluar/menyimpang dari ketaatan kepada Allah dan tidak mengikuti perintah-Nya. Fasik memiliki pengertian yang lebih umum dan melingkupi pengertian kafir dan munafik, yaitu sebagai orang yang keluar dari perintah Allah. Perbuatan fasik secara umum lebih mudah untuk diketahui, karena ia dapat dinilai dari penampakkan aktivitas yang bertentangan dengan hukum-hukum Islam. Sedangkan secara khusus perbuatan Munafik sulit untuk diidentifikasi, karena ia merupakan perbuatan batin. Namun, kita dapat melihat tanda-tanda orang munafik antara lain sebagai berikut:
  1. Berdusta dan menipu kepada Allah (lihat QS an-Nisa’ [4]: 142 dan QS. at-Taubah [9]: 75-76)
  2. Suka Mengejek Agama Allah, Rasul-Nya, dan Al-Qur’an (kitab-kitab Allah) (lihat QS an-Nisa’ [4]: 142 dan QS at-Taubah [9]: 74)
  3. Membenci Rasulullah SAW (lihat QS at-Taubah [9]: 74 dan HR. Muslim : “Tidaklah   seseorang mencintaiku kecuali ia seorang Mukmin dan tidaklah seseorang membenciku kecuali ia seorang munafik”)
  4. Tidak percaya dengan janji Allah dan Rasul-Nya (lihat QS. al-Ahzab [33]:12).
  5. Beribadah bukan karena Allah tetapi untuk riya dan mendapat pujian (lihat QS an-Nisa’ [4]: 12).
  6. Tidak mau melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan memberikan alasan-alasan bahkan kalau perlu mereka akan bersumpah (lihat QS al-Ahzab [33]:13).
  7. Menghalangi manusia untuk melaksanakan perintah Allah (lihat QS an-Nisa’ [4]: 61; al-Munafiqun [63]: 2).
  8. Menyerukan kemungkaran dan melarang atau mencegah kemakrufan (lihat QS at-Taubah [9]: 65).
  9. Merasa senang jika berhasil menyesatkan orang lain dan jika dipuji orang atas perbuatan baik yang sebenarnya tidak mereka lakukan (lihat QS Ali ‘Imran [3]: 188).
  10. Menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan kepercayaan, mereka tidak segan-segan untuk mengorbankan umat dan menggadaikan kemuliaan umat untuk mendapatkan kemuliaan semu dari orang-orang kafir (lihat QS an-Nisa’ [4]: 138-139)
Perbuatan munafik sangat berbahaya bagi kaum muslim, karena ia sperti musuh di dalam selimut. Kita memohon kepada Allah agar dijauhkkan dari sifat kemunafikan dan dari kerusakan yang timbul dari perilaku orang-orang munafik dan fasik.

Jumat, 25 Juni 2010

Cerpen: woi laki laki gue masih gadis nih !!!


Karya Mr Anas ayahara
Di Sebuah ruang tengah
Bang Kampleng memperhatikan adiknya berdandan memakai jilbab berwarna merah muda, celana jeans, berbaju ketat membentuk lekuk tubuh.

" mo kemane lu? Pake jilbab tapi pamer body gitu" kata kampleng menyapa adiknya Nadia
"ye... mau kuliah bang... emang nape?" jawab nadia sambil mengikat tali sepatunya
"perasaan baju lu makin lama makin banyak yang ketat-ketat gitu"
"ye.. Biarin bang, Nadia kan masih kuliah n single, masak pake baju nenek2, nenek2 aje ada yang pake baju ketat"
"jadi maksudlu, karena masih single elu pake baju begitu, ikut2an temen2lu? Takut dibilang n keliatan tua, terus elu takut nggak laku? Kata kampleng sambil matanya hampir mau keluar bin melotot

(nadia terdiam)

"kalu begitu, elu berfikir bahwa dapat jodoh itu tergantung baju ketat, bukan tergantung keputusan Allah? Buktinya si Echi temen SMA elu, die pake baju jilbab longgar sopan rapi sudah nikah duluan n sekarang sudah punya anak dua, elu sama dia kan sama2 cantik"

(nadia kembali terdiam)

"Jadi nggak perlu baju ketat memamerkan lekuk tubuh untuk menunjukkan: woiii laki laki gue masih single lho...., " kata kampleng
"jadi abang kampleng mau cariin Nadia jodoh nih? " kata Nadia
"ye iye mau aja, elu nya aja nggak pernah bilang sih, mana abang tau kalau elu kebelet kawin, entar kalau langsung abang kenal2in elu nggak mau lagi, kan nggak enak sama teman2 gue"
"oke bang, Nadia ganti baju dulu" Kata Nadia sambil ngibrit ke Kamarnya


sumber : memotret Dun-ya

Senin, 14 Juni 2010

"Titik terang dalam gelap"

Jauh dikegelapan malam yang pekat dengan selimut awan tipis bertabur bintang dilangit. Malam itu sangat cerah sekali dengan desiran angin sepoi-sepoi yang membuat mataku terasa kantuk. Terlihat satu cahaya cerah... satu cahaya yang sangat terang tanpa terhalang awan dilangit, aku memperhatikan kerlip-kerlipan cahaya yg sangat terang itu hingga rasa kantukku kian hilang.

Sambil melamun dengan memutar-mutar sebatang rokok di jari telunjuk dan tengah sedikit menjabarkan kenapa ia berkerlip. ... aah kenapa ia begitu cepat berkerlip walaupun sesekali ia agak lamban berkerlip, dengan pandangan mata telanjang ku pertajam tanpa berkedip hingga rasa mata berair. ia tetap berkerlip tanpa menghiraukan rasa sakit dimataku. dengan sedikit kecewa aku merasa marah karena ia tidak perduli dengan mataku, cari cara tuk mencuri perhatiannya... cari akal untuk membuat ia menoleh ke hadapanku...

iyaaa... aku ada ide... iya ide ini cemerlang sebab tidak akan menjadi terlahang pandanganku nanti. Aku ambil kamera digital dengan mata panjang yang terbatas dan kucoba untuk fokus ke cahaya tersebut... namun aku tetap kecewa dengan mata bantuanku itu, sebab ia masih enggan menoleh ke arah ku dengan kerdip yg semakin lamban dan semakin turun menjauhiku...

Hai cahaya... jangan kau tinggalkan diriku seorang diri di balkon tempatku berpijak.. sudah habis dua bungkus rokok ku hisap untuk mencuri perhatianmu, apa yang harus ku lakukan untuk mendapatkan perhatian mu wahai cahaya yang indah? bagaimana caranya? mungkin kau mau memberikan ku saran dan cara... bantu aku wahai cahaya...

hingga hampir tertutup atap rumah depan rumahku, aku sedih... aku malu... aku marah!! dan akuu... akuuuu.... yaaaaaaaaaaaahhh..... akan ku tunggu kau dimalam berikutnya dengan segudang akal untuk mencuri perhatian mu, dengan tanpa rokok ditangan yang hingga berbungkus-bungkus ku habiskan. Aku akan terus berjuang untuk mendapatkan apa yang menjadi ketertarikan atas mu wahai cahaya, aku akan menjadi lebih dari yang kemarin wahai cahaya... sampaikan ke semua cahaya-cahaya kecil yang mengelilingimu kalau aku tidak akan pernah menyerah....

Sampai bertemu hingga aku mendapatkan cahayamu wahai sang cahaya nan indah...


=.....=
Heru